Marilah kepada-Ku,
semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Tuesday, August 19, 2014

D E J A V U

Aku merasakannya lagi.
Aku merasakannya lagi, Kawan..

Berada di situasi yang sama dengan dulu rasanya seperti,
"aku pernah ada disini, dulu.."

Aku tidak paham harus bagaimana, hati dan pikiran ini berkata lain..
"Kamu pernah ada disini, dulu kamu jatuh..
  Apa sekarang mau jatuh lagi, 'Na ??"

Inilah alasannya mengapa aku malas berhubungan dengan keadaan ini,
saat dimana hati dan pikiran berjalannya gak seiringan..
saat dimana aku banyak menghela nafas dan berkata "aku harus gimana ??"..
saat dimana hening dan sepi adalah kawan paling setia..
saat dimana menangis ditengah malam menjadi aktivitas yang "wajar"..

Bagaimana caranya supaya "mengerti" itu menjadi sesuatu yang harus??
Aku benci keadaan dimana aku membutuhkanmu, namun kamu tak mengerti.
Aku benci keadaan dimana aku ingin bermanja denganmu, namun kamu tak peka.
Aku benci keadaan dimana aku ingin bercerita denganmu, namun kamu ngantuk - tak punya waktu.

Tidakkah kamu mengerti ?
Aku benci keadaan dimana kamu bisa dengan mudah berkata rencanamu, harapanmu, niatmu dan keinginanmu. Sedang disaat yang sama aku tak bisa berkata apa rencanaku, harapanku, niatku dan keinginanku.

Tidakkah kamu tahu ?

Aku benci saat dimana aku dan usahaku tidak dihargai.

Bagaimanakah caranya supaya kamu mengerti aku, Kawan ?





With Love,



  _yL_

Friday, August 1, 2014

S I A P

Hemmmm...

Aku belajar satu kata hari ini, 

                    S   I   A   P

Ternyata hidup ini tak lebih dari sekedar kesiapan kita untuk menerima dan melepaskan sesuatu.
dan kata "SIAP" ini pun membuatku bertanya pada diri ini,

  • Seberapa siapkah diri ini disakiti ?
  • Seberapa siapkah diri ini melangkah maju ?
  • Seberapa siapkah diri ini meninggalkan semua yang telah berlalu ?
  • Seberapa siapkah diri ini membuka halaman selanjutnya dari perjalanan hidup ini ?
  • Seberapa siapkah diri ini untuk merasa bahagia ?
  • Seberapa siapkah diri ini untuk melepaskan ?
  • Seberapa siapkah diri ini untuk kehilangan ?
  • Seberapa siapkah diri ini untuk bermimpi lebih ?
  • Seberapa siapkah diri ini untuk memaafkan mereka ?
  • Seberapa siapkah diri ini untuk menerima perkara yang baru ?
  • Seberapa siapkah diri ini untuk melupakan mimpi buruk itu ?
  • Seberapa siapkah diri ini untuk membuka diri ?
  • Seberapa siapkah diri ini untuk melembutkan hati ?
  • Seberapa siapkah diri ini mempercayai DIA untuk memimpin langkah ini ?
Beberapa diantara kita (saya khususnya) merasa bahwa "SAYA SIAP!"
namun ketika melihat kenyataan yang ada, mendadak tidak siap..
seketika kemudian langsung ingin mundur, menjauh dan menghilang.
Apakah dirimu juga merasakan hal yang sama ??

TUHAN,,
mau nangis rasanya jika mengingat betapa rapuh diri ini......


TUHAN,,
banyak sekali hal yang mengganggu hati dan pikiran ini, tidakkah ENGKAU tahu pikiranku ??

TUHAN,,
sudah lama sekali aku gak bilang "I wanna go home, Dad!"
And now I don't wanna go home, I wanna stay here, I want to make them happy.

TUHAN,,
siapkah hati ini untuk bisa mengerti rencana-MU..




With Love,


_yL_

Wednesday, July 30, 2014

SAKSI SEJARAH

Nak..

Ibumu ini dulu pernah jadi saksi sejarah Indonesia, negeri kita tercinta ini.

Dulu..
Pada tahun 2014, Jakarta, Ibukota Indonesia, pernah punya Gubernur seorang Nasrani.
Beliau itu keturunan Tionghoa.
Dan untuk pertama kalinya panggilan akrab untuk pemimpin Jakarta bukan lagi "Bang" tapi "Koh".
Namanya Bapak Basuki Tjahaja Purnama.


Lot of Love,



_yL_

Monday, July 14, 2014

Aku Kembali! *\(^.^)/*

Sudah lama juga rupanya aku gak berbagi cerita disini.. :-)

Apa kabar, Kawan ??

Hidupku sekarang tidak banyak berubah dengan aku yang dulu.
Aku yang sekarang adalah aku yang lama namun memiliki sudut pandang yang berbeda akan beberapa hal dibandingkan aku yang dulu.

Aku sekarang bekerja sebagai auditor.
PUJI TUHAN!
Suratku untukNYA sudah di jawab "IYA" :'))

Ini tahun ke-2 aku menjadi auditor.
Bahagia. Sedih. Capek. Semangat. Bersyukur.
Semua rasa jadi satu.
Betapa rencana TUHAN dalam hidupku benar-benar gak bisa aku prediksi.
Saat aku sudah nyaman dengan lingkungan kerja yang satu, tiba-tiba datang tawaran di tempat lain, tempatku sekarang.

Yang paling aku syukuri dalam hidup ini adalah bagaimana cara-NYA menjagaku, memeliharaku, menjauhkanku dari hal-hal yang Ia tau pasti dapat mengecewakanku.

DIA selalu ada.
DIA tidak pernah meninggalkanku.
DIA bahkan tau kapan aku akan menangis, dan dalam diam dan tangisku aku merasakan bagaimana eratnya Ia memelukku, dan aku seakan mendengar Suara-NYA :
"Sabar Yohanna, AKU sedang membentukmu. Rasanya memang tidak enak. Tapi AKU akan membantumu melewati masa-masa ini. Genggam erat tangan-KU, AKU tidak akan pernah meninggalkanmu dan membiarkanmu menghadapi semua ini sendirian."
Hal terindah adalah saat Ia membuatku mengerti bahwa kalkulatorku dan kalkulator-NYA tidak sama, pola pikirku dan pola pikir-NYA tidak sama, rencanaku dan rencana-NYA tidak sama, cara kerjaku dan cara kerja DIA tidak sama.

DIA membuatku meletakkan harapanku, impianku, cita-citaku, kehidupanku, masa depanku, pergumulanku, semua milikku di tangan-NYA, dengan sukarela.
IA melatihku untuk percaya bahwa aku telah meletakkannya di tempat yang tepat.
IA melatihku untuk percaya pada perhitungan-NYA.
IA melatihku untuk percaya pada pikiran-NYA.
IA melatihku untuk percaya pada rencana-NYA.
IA melatihku untuk percaya pada cara kerja-NYA.


Dengan percaya, aku melihat kuasa-NYA yang selalu berada di atas kuasaku.

Aku yang sekarang adalah Yohanna yang belajar. (^.^)v




With Love,
_yL_