Marilah kepada-Ku,
semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Wednesday, April 22, 2015

Share to Hears

Hollaaa..
Sudah lama yaa gak cerita-cerita disini..
*basi*

Apa kabarnya pembaca blog-ku ?
*basi lagi dan berasa banyak yang baca*

Saya sekarang mau sharing sedikit mengenai pengalamanku dan hal-hal yang terjadi dihidupku. Kenapa tiba-tiba saya mau share ? Karena semakin kesini, semakin merasa "ya saya mengerti"..

Mengerti apa ?

Mengerti apa yang di maksud dengan kalimat,
"Jika kamu setia pada perkara kecil, kamu akan dipercayakan perkara yang lebih besar"

Saya harap sharing saya ini bisa sedikit memotivasi teman-teman diluar sana tanpa bermaksud untuk menggurui tentunya..

Yang orang lain tahu adalah saya yang sekarang. Yohanna yang sekarang. Yang orang lain tidak tahu adalah perjalanan saya sampai disini. Mereka tidak tahu bagaimana saya memperjuangkan mimpi saya, bagaimana saya selalu direndahkan selama masa sekolah dulu dan bagaimana bangganya orang tua teman-teman saya yang dulu semasa sekolah anaknya selalu "di depan" saya.

Sedikit flashback..

Dulu sewaktu SMP saya pernah seangkot dengan orang tua temanku di gereja lalu kami berbincang-bincang sejenak..
Ibu Teman (IT) : "Yana dapet di SMP mana ?"
Yohanna Lucyana (YL) : "Ohh aku dapet di SMP 11."
IT : "Masuk kelas berapa ?"
YL : "Aku masuk 1.11 (kelas 1 ruang 11), Inang.."
IT : "Ohhh kamu di belakang yaa.. si *a** (anaknya) di SMP 1 terus masuk 1.3 (kelas 1 ruang 3) karena disana diurutin berdasarkan yang paling pintar.."


Lalu apa karena saya masuk kelas 1.11, apa berarti saya bodoh?
Saya hanya tersenyum menahan kecewa. Saya bisa saja membela diri karena sesungguhnya saat saya masuk SMP 11 pada waktu orientasi saya masuk ruang 2 yang klo saya tidak salah ingat saya urutan 56 kala itu, tapi begitu masuk kelas dipecah yang pintar-pintar tidak ditaruh di satu kelas. But there is a good side, perbincangan dengan Ibu temanku itu membuatku mengerti bahwa yang namanya direndahkan itu tidak enak, jadi saya gak mau lama-lama ditempat tersebut.

Namun, pandangan rendah yang saya harap segera berakhir itu tidak berhenti sampai disitu teman-teman,, masa SMP adalah 3th pertama dipandang rendah - hati panas dan ketika SMA saya mengalaminya lagi karena saya masuk SMA Ananda Bekasi yang artinya itu SMA swasta sedang temanku itu masuk SMA Negeri favorit Bekasi. Masa SMA adalah 3th berikutnya dipandang rendah - mau melawan tidak mampu. Lalu di jenjang kuliah pun saya kembali lagi dipandang rendah. Saya hanya bisa masuk Fakultas Ekonomi di Universitas Persada Indonesia Y.A.I Salemba, universitas swasta yang terkenal karena sering tawuran. Dan temanku itu lagi-lagi berhasil masuk kampus negeri yang tentunya terkenal dengan mahasiswa pintar dengan jaket kuningnya. *bedanya jauhkan bagian terkenalnya?????* Masa kuliah adalah 3.5th berikutnya dipandang rendah - sudah biasa - I don't care!
   
Foto Yohanna SMA 01
Foto Yohanna SMA 02

Foto Yohanna SMA 03

Saya berkuliah tanpa tahu mau jadi apa.. Kenapa ? Karena sejujurnya saya sangat ingin masuk Fakultas Psikologi, berdasarkan tes bakat pun memang saya jatuh cinta dengan dunia psikologi. Tapi itulah hidup, Papa saya sangat berharap saya masuk bidang ekonomi saja. Dan saya mengalah untuk mimpi saya jadi psikolog, terjadilah seperti harapan Papa, saya masuk dunia ekonomi. Saya berkuliah dengan prinsip "yang penting belajar aja, nilai bagus ortu senang, soal nanti mau jadi apa yaa liat nanti aja.."

Saya tersesat. Kuliah di jurusan yang tidak disukai itu tidak mudah, hanya sebagian orang yang tahu bagaimana saya belajar, menghapal, berlatih, bahkan sangkin bodohnya saya sampai MERANGKUM SEMUA buku-buku kuliah kala itu. Alasannya ? Karena cara dosen mengajar tidak masuk di otak saya dan saya gak mau nilai saya jelek.

Foto Yohanna Malaba 2012
Lalu apa hanya sampai disitu ? Tidak!
Saat semester 2 atau 3 saya minta dibelikan alat perekam sebagai hadiah semester 1 yang tujuannya untuk merekam apa kata dosen selama di kelas dan saya pelajari kembali di rumah. Klo dipikir-pikir, membuat saya senang itu mudah, untuk IP sebesar 4.00 kala itu saya hanya dibelikan 1 HP Nokia CDMA dan sebuah alat perekam yang jika ditotal harganya tidak sampai 800rb rupiah. *bahagia itu sederhana*


"Jika usahamu seperti orang yang mau jadi nomor 1, maka kalaupun gagal, kamu paling jatuh di nomor 3" 
Itulah hal lain yang saya yakini.. Dan memang, dengan usaha yang seperti itu, PUJI TUHAN nilai saya selalu di atas 3. Namun, meski IPK saya selalu di atas 3, saya tidak punya tujuan akhir yang mau saya capai, saya tidak tahu mau jadi apa..

Tapi nampaknya TUHAN kasian sama saya.. *hehhee*
DIA tidak cukup tega melihat saya direndahkan terus menerus. DIA tidak cukup tega melihat saya berjalan tanpa tujuan, tanpa mimpi. Di semester 6 saya menemukan cita-cita saya setelah seorang dosen berkata,
"kamu kuliah mau jadi apa ? klo belum tau mau jadi apa dan pengetahuan akuntansinya masih belum kuat, yaa jadi auditor aja dulu.. sekalian jalan-jalan gratis."
Masih teringat jelas dipikiranku, pulang dari kampus hari itu saya bilang sama Papa,
"Paaa.. aku udah tahu sekarang mau jadi apa setelah lulus nanti.."
"Mau jadi apa emang ?"
"Aku mau jadi auditor!"
Saya berterimakasih kepada Ibu Cici yang dipakai TUHAN untuk menunjukkan saya harus mulai darimana ketika lulus nanti. *kisessss*

Saya semakin semangat untuk menyelesaikan kuliah saya yang saat itu tinggal beberapa bulan lagi. Setelah mengalami masa bangun jam 1 malam, tidur jam 4 subuh, bangun lagi jam 6 pagi, tidur cuma 2 jam hampir setiap hari lalu nyuri-nyuri waktu tidur di bus dan di kampus. Sampe sakit gejala typus seminggu sebelum sidang, diare, dan segala perjuangan hingga sampai di titik pasrah saya berdoa sambil nangis di gereja. Dan saya merasa lega.

Klo diinget lagi, bagaimana dulu....
Hemmmmm.. saya bersyukur karena perjuangan akhir kuliah pun berbuah manis, saya lulus dengan IPK 3.56 dan masuk dalam kelompok wisudawan/i terbaik pada masa itu. Bangga. Sangat bangga! Mendengar nama saya "YOHANNA LUCYANA" dipanggil ke podium dan melihat Papa serta Mama berdiri sambil melambai-lambaikan tangannya kearah saya, melihat Mama menangis bahagia dan saya berjalan dengan yakin menyambut gelar baru itu "TUHAN.. saya ingin membahagiakan mereka.." ucapku dalam hati.


Mama - Yohanna - Papa
Best Graduates from Accountancy
Foto Wisuda Yohanna 17 Juli 2012


Lalu setelah lulus apakah semua berjalan sesuai rencanaku ?

*to be continue*



With Love,



  _yL_